Mengajak Ke Masjid

Kemarin adalah kali kedua aku mengajak Alif ke masjid untuk sholat maghrib. Sejauh ini, dia terlihat antusias dan tidak banyak aksi saat aku sholat berjamaah. Mengajak Alif ke masjid sudah menjadi rencana dari awal dia ada di kandungan ummanya. Untuk rencana awal memang tidak ada kepastian kapan akan dimulai mengajak dia ke masjid untuk sholat berjamaah tetapi kalau hanya untuk main di sekitar halaman masjid itu sudah dilakukan dari lama. Setidaknya mengenalkan dia tentang masjid.

Kita akan kembali pada kegiatan sholat berjamaah Alif pertama kali di masjid. Awal pertama dia ikut sholat adalah saat di Sragen, saat bulan Ramadan. Karena satu keluarga pergi ke mushola semua untuk menunaikan sholat isya, maka si bocah ini pun ikut ke mushola. Cukup riweh untuk pertama kali, karena dia maunya umma harus bareng sama dia, pokoknya bareng umma-lah gitu maksudnya. Ya, Alhamdulillah berakhir aman meski di percobaan pertama gagal karena si umma mau sholat di rumah akhirnya ya dia juga di rumah aja sama ummanya.

Di saat sholat tarawih, rakaat ke 8, dia akhirnya tidak bisa menahan rasa bosan dan sudah bersiap untuk nangis. Alhasil, aku batalkan sholatku dan pulang bersama Alif dan umma, karena Alif sudah minta susu terus-menerus. Kami pun akhirnya berencana untuk membawakan dia susu dan beberapa mainan saat ikut tarawih dikesempatan yang akan datang. atau mungkin tidak, karena dia sudah lebih gede juga tahun depan.

Untuk selanjutnya, dia mulai mau diajak ke mushola di beberapa kesempatan tanpa perlu bersama ummanya. ya untuk sholat maghrib, dzuhur, ataupun ashar. Pernah satu kesempatan, di saat sholat ashar di rakaat terakhir, hujan deras mengguyur Ngelorog. Hati langsung cenat-cenut seperti anggota SMASH melihat gebetan mereka. Takutnya, si bocah ini langsung menerjang hujan untuk berlarian di bawahnya atau kalian semua bisa sebut sebagai main hujan-hujanan. Main hujan-hujanan adalah hal yang tidak baru bagi si bocah ini, pernah ada kesempatan dia main hujan-hujanan bersama ayahnya dan juga kehujanan di saat pulang dari sekolahnya. Kembali ke topik soal hujan di rakaat terakhir. Alhamdulillah dia tetap tenang di dalam mushola hingga di duduk atahiyat terakhir dia tiba-tiba keluar mushola. Hati menjadi kalut saudara-saudara…. gimana dengan anak saya saudara-saudara… dan terdengar suara tawa yang sangat saya kenal. Oh, itu suara tawa ummanya Alif. AMAN! Sholat ashar akhirnya berakhir sesuai dengan harapan tanpa perlu membatalkan sholat. Bener-bener takut, kali aja tu bocah beneran keluar untuk main hujan-hujanan.

Kedepannya, kalo lagi di Grabag pun akan diujicoba untuk sholat di mushola. Semoga dia tertarik untuk ikut juga. Sekian dulu deh untuk tulisan kali ini. sebetulnya ada yg mau dibahas di dalamnya tapi akhirnya malah cuma ceritain tentang Alif, lanjut di bagian kedua aja ya. Semoga aja ada… ga berani janji. wkwkwkwk Terima kasih yang sudah membaca.

Leave a comment